MUNGKIN NANTI
Fika mengenakan jilbab. Sekilas, sudah rapi. Setelah
itu, dia memakai kaus kaki dan sepatu,
menyalami tangan ayah dan ibunya, lalu berangkat ke sekolah memacu motornya.
Sesampai di sekolah, Fika
langsung menuju kelasnya dan menduduki
sebuah bangku pada barisan ketiga bagian tengah. Dia duduk dengan tenang,
tangannya dilipat di atas meja, dan pandangannya ditebarkan ke seluruh ruangan
mengamati kelas yang akan menjadi tempat
belajarnya selama setahun. Dia merasa
senang bisa diterima di sekolah ini sebagai siswa baru mengingat jaraknya tak
terlalu jauh dari rumahnya.
Tak lama kemudian, masuklah satu persatu teman-teman baru
Fika. Mereka langsung memperebutkan tempat duduk yang dikehendakinya. Berbeda
dengan mereka, sahabat-sahabat Fika sejak SMP, Mika dan Amelia, saat masuk langsung mengajak Fika mengelilingi
sekolah baru mereka. Setelah capek berjalan merekapun mampir kekantin untuk
membeli minuman yang dingin
Disaat Fika dan kedua sahabatnya
asyik untuk menikmati minuman dingin di bawah pohon yang rindang, bel masukpun
berbunyi dan membuat mereka bertiga harus terburu-buru untuk menuju ke kelas.
Namun saat Fika hendak duduk, dia terkejut karena tanpa di sadari dia duduk sebangku
dengan jones. sedangkan Amelia dan Mika duduk sebangku di depan Fika. Karena Fika
belum pernah duduk sebangku dengan cowok, maka Fika masih malu-malu untuk
berbicara dan suka duduk sedikit menjauh dari Jones. Jones heran dan bertanya
“ Fik.. ngapain kamu geser-geser ke sana, memangnya kamu ngak
mau duduk dengan aku? ”
“ Bukannya aku ngak mau duduk dengan kamu tapi…… ”
“ Tapi apa? ”
“ Tapi aku malu duduk dengan cowok, apalagi diejekin sama
mika dan Amelia ”
“ Oh….. santai aja ”
Pada saat fika dan jones asik mengobrol, muncullah seorang
guru yang sangat cantik dengan mengenakan jilbab yang di ujung jilbabnya diberi
bentuk pita.
“ Assalamualaikum…… ” kata guru itu kepada kami
“ Wa’alaikum salam…. ” Jawab kami serempak
“Baik anak-anak, apakah ada yang kenal dengan Ibu? “
“ Tidak bu…. ”
“ Baiklah, perkenalkan nama Ibu Nabila Salisa, kalian boleh
memanggil Ibu yaitu Ibu Nabila. Ibu disini sebagai wali kelas kalian selama
kalian di kelas sepuluh ini. Apa ada yang mau bertanya tentang Ibu ? ”
“ Tidak bu…… ”
Tak lama kemudian bel istirahat berbunyi. mika dan Amelia langsung
mendekati fika
“ Fik, lho mau kekantin ngak ? ” kata mika
“
Mau sih….. memangnya kalian tahu dimana kantinya ? ”
“ Tau lah….. kan tadi kita kekantin ”
kata Amelia dan mika secara bersamaan
“ Oh iya…. Kalau gitu cap cus deh kita pergi kesana ”
Karena fika dan jones sering mengobrol ataupun curhatan jadi
lama-kelamaan mereka menjadi terbiasa untuk duduk sebangku tanpa memiliki rasa malu untuk diejek oleh
temanya. Dan bukan hanya itu saja tapi mereka berdua menjadi sahabat.
Pada suatu hari, saat istirahat kedua, Fika membeli gorengan
bersama 2 sahabatnya dan makan bersama didepan kelasnya. Diam-diam Jones memandang
Fika di dekat pintu kelas dan Fika memergoki Jones yang memandangi dirinya dan
akhirnya mereka berdua saling berpandangan, disaat itu pula dada Fika menjadi
berdebar tak karuan dan apakah ini yang dinamakan cinta ?
Krrrriiiinnnggg…..krrriiinnnggg…..
Bel masuk berbunyi. Fika dan Jones
terkejut, peristiwa saling pandang pun berakhir.
Saat dalam kelas, dan duduk bersebelahan dengan Jones, membuat debaran jantung Fika semakin kencang.
Namun perasaan itu segera berakhir dan berganti menjadi kesal, ketika Bu Nabila
memisahkan tempat duduk mereka. Fika dan Jones merasa keberatan karena mereka
merasa telah cocok duduk berdua. Meraka berusaha menghindar dari pandangan Bu
Nabila agar mereka tidak dipisahkan. Namun semua yang mereka usahakan untuk
tetap duduk berdua hanya sia-sia karena terdapat temanya yang sirik apabila
Fika dan Jones tetap duduk berdua. Oleh sebab itu Fika dipindahkan dan sebangku
dengan Citra sedangkan Jones tidak dipindahkan tetapi dia duduk sebangku dengan
seorang perempuan yang bernama Pearl.
Pearl adalah seorang perempuan yang cantik dan putih, Pearl ini
siswa yang baru masuk dikelas Fika. Karena Jones belum kenal dengan Pearl jadi Jones
masih canggung duduk dengannya dan membuat Jones lebih pendiam dari pada dia
duduk sebangku dengan Fika.
Suatu hari ketika bel istirahat berbunyi Fika, Mika dan
Amelia duduk-duduk didepan kelas sambil bercanda. Tiba-tiba Citra memanggil
Fika dan dengan spontannya Fika berkata
“ Ada apa Cit? ”
“ Fik kamu lihat buku biologi ku tadi ngak ? ” Tanya Citra
dengan wajah cemas
“Ngak tuh….. memangnya ngak ada di tas mu ? ”
“ Ngak ada Fik. ” jawab Citra cemas
“Eh…. Ada apa ?” sambung Lili dengan keheranan
“ Ini Li, buku biologi Citra hilang ”
“ Oh…… kamu lupa ya Cit kalau kamu tadi meminjamkan buku
biologimu kepadaku ” jawab Lili sambil tertawa
“ Oh….syukurlah kalau buku itu di kamu Li ” jawab Citra
dengan bersyukur bahwa buku biologinya tidak hilang.
“ Jadi urusan ku telah selesaikan? ” kata Fika dengan senang
“ Iya…. Makasih ya telah bantu aku mencari bukuku ”
“ Ya sama-sama ” jawab Citra bahagia
Saat masalah Citra selesai Fika ingin bergabung bercanda lagi
bersama mika dan Amelia. Tapi ditengah perjalanan keluar, Fika melihat Jones asyik
berbincang-bincang bersama Pearl bahkan Jones dan Pearl saling bercanda.
“ cie…… Jones dan Pearl betah amat duduk berdua, biarpun
waktu istirahat kalian tetap aja duduk berdua ” nyambung Fika pada pembicaraan Jones
dan Pearl.
“cie….. ada yang cemburun nih….. ”
jawab Jones sambil bercanda
“LOH….siapa yang cempuru. ” kata Fika
dengan wajah memerah
Karena Fika sudah terlanjur malu,
maka Fika langsung lari ketempat Mika dan Amelia. Dan langsung menceritakan
kejadian tadi ke temanya itu. Sebenarnya Fika merasa sedih melihat Jones sangat
dekat dengan Pearl dan saling tatap-tatapan, dan bukan hanya itu saja dia
merasa bahwa sekarang hatinya sedang di tusuk-tusuk oleh jarum yang sangat
tajam.
Namun
Fika selalu ingat sebuah lantunan lagu yang dinyanyikan oleh artis yang di
idolakanya yaitu afgan yang berjudul “ jodoh pasti bertemu ” dengan Fika ingat
lagu itu, maka semua perasaan cemburu Fika menjadi hilang dengan sekejap, dan
lagu ini mengingatkan fika untuk tidak perlu merasa jika jones itu jodohnya
tapi fika berfikir bahwa jika mungkin nanti Tuhan merencanakan fika akan
bertemu dengan jones lagi, tapi entah dengan perasaan yang sama atau berbeda,
dan dengan waktu yang lama atau dekat.